Alun-alun Tugu Malang saat ini menjadi salah satu ikon dari Kota Malang. Alun-alun yang terletak di depan Balai Kota Malang ini sebelumnya bernama Alun-alun Bunder. Dinamakan demikian karena bentuknya yang bunder, atau dalam Bahasa Indonesia berarti lingkaran. Sebelumnya, alun-akun ini memiliki bentuk yang jauh lebih sederhana daripada saat ini. Alun-alun Tugu menjadi sebuah taman cantik yang dihiasi aneka bunga dan trembesi yang menjadi ikon Kota Malang.
Cikal bakal alun-alun ini sebenarnya telah dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Awalnya taman tersebut bernama JP Coen Plein, yang menjadi bentuk penghargaan kepada sang jenderal yang dikenal sebagai pendiri Batavia yang kemudian berganti nama menjadi Jakarta. Bahkan, jalan-jalan di sekitar alun-alun pun juga diberi nama para Gubernur Jenderal yang dulunya pernah memerintah Hindia Belanda. Bisa dibilang, tempat ini menjadi saksi bisu perkembangan Kota Malang sejak masa Kolonialisme Belanda. Termasuk, saat Malang berubah status pada tahun 1914 menjadi Kota Madya. Pada masa Hindi Belanda dulu, taman ini memiliki desain yang sangat sederhana.
Area melingkar di tengah alun-alun dulunya merupakan taman terbuka tanpa tugu dan pagar yang menjadi tepiannya. Belum ada juga air mancur di tengahnya seperti yang bisa kita lihat saat ini. Pada masa pendudukan Belanda, menara tugu tersebut belum berdiri, barulah pada 17 Agustus 1946 tugu kebangsaan warga Malang tersebut berdiri. Tugu tersebut menjadi pertanda setahun setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Bahkan pembangunan tugu tersebut juga menjadi tugu kemerdekaan pertama yang didirikan. Pendirian tugu tersebut juga menjadi symbol bahwa wilayah yang dulunya menjadi pusat administrasi Belanda, kini sudah dikuasai sepenuhnya oleh Republik Indonesia. Sayangnya, pada tahun 1947 agresi militer Belanda terjadi, padahal pembangunan tugu tersebut belum sepenuhnya jadi. Monument Tugu tersebut dihancurkan oleh Belanda, sebagai bentuk perlawanan Belanda atas kegigihan para pejuang Malang dalam mempertahankan wilayahnya dari kemerdekaan.
Akhirnya pada tahun 1953, Pemkot Malang membangun kembali tugu tersebut dan diresmikan oleh Presiden Indonesia Ir. Soekarno. Selain sebagai identitas Kota Malang, saat ini Alun-alun Tugu Malang menjadi sebuah destinasi wisata yang populer di kota ini. Memiliki cerita sejarah yang panjang, dan menjadi sebuah symbol dari para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan, membuat tempat ini layak untuk masuk ke dalam list destinasimu.
Apalagi, untuk menuju ke tempat ini juga sangat mudah. Letaknya berada di depan Stasiun Kota Baru Malang, di sini kamu bisa merasakan suasana khas kolonial yang kental. Apalagi di sekitarnya juga terdapat beberapa gedung yang merupakan peninggalan Belanda dengan bentuknya yang masih dipertahankan hingga saat ini. Tentu suasana di sini terasa sangat berbeda dengan alun-alun di kota lainnya.